TIPS Membina Rumah Tangga
Sakinah Mawadah Warahmah
Setiap insan yang hidup
pasti menginginkan dan mendambakan suatu kehidupan yang bahagia, tentram,
sejahtera, penuh dengan keamanan dan ketenangan atau bisa dikatakan kehidupan
yang sakinah, karena memang sifat dasar manusia adalah senantiasa condong
kepada hal-hal yang bisa menentramkan jiwa serta membahagiakan anggota
badannya, sehingga berbagai cara dan usaha ditempuh untuk meraih kehidupan yang
sakinah tersebut.
Pembaca yang budiman,
sesungguhnya sebuah kehidupan yang sakinah, yang dibangun diatas rasa cinta dan
kasih sayang, tentu sangat berarti dan bernilai dalam sebuah rumah tangga.
Betapa tidak, bagi seorang pria atau seorang wanita yang akan membangun sebuah
rumah tangga melalui tali pernikahan, pasti berharap dan bercita-cita bisa
membentuk sebuah rumah tangga yang sakinah, ataupun bagi yang telah menjalani
kehidupan berumah tangga senantiasa berupaya untuk meraih kehidupan yang
sakinah tersebut.
HAKEKAT KEHIDUPAN RUMAH
TANGGA YANG SAKINAH
Pembaca yang budiman,
telah disebutkan tadi bahwasanya setiap pribadi, terkhusus mereka yang telah
berumah tangga, pasti dan sangat berkeinginan untuk merasakan kehidupan yang
sakinah, sehingga kita menyaksikan berbagai macam cara dan usaha serta berbagai
jenis metode ditempuh, yang mana semuanya itu dibangun diatas presepsi yang
berbeda dalam mencapai tujuan kehidupan yang sakinah tadi. Maka nampak di
pandangan kita sebagian orang ada yang berusaha mencari dan menumpuk harta
kekayaan sebanyak-banyaknya, karena mereka menganggap bahwa dengan harta itulah
akan diraih kehidupan yang sakinah. Ada pula yang senantiasa berupaya untuk
menyehatkan dan memperindah tubuhnya, karena memang di benak mereka kehidupan
yang sakinah itu terletak pada kesehatan fisik dan keindahan bentuk tubuh.
Disana ada juga yang berpandangan bahwa kehidupan yang sakinah bisa diperoleh
semata-mata pada makanan yang lezat dan beraneka ragam, tempat tinggal yang
luas dan megah, serta pasangan hidup yang rupawan, sehingga mereka berupaya
dengan sekuat tenaga untuk mendapatkan itu semua. Akan tetapi, pembaca yang
budiman, perlu kita ketahui dan pahami terlebih dahulu apa sebenarnya hakekat
kehidupan yang sakinah dalam sebuah kehidupan rumah tangga.
Sesungguhnya hakekat
kehidupan yang sakinah adalah suatu kehidupan yang dilandasi mawaddah warohmah
(cinta dan kasih sayang) dari Allah subhanahu wata'ala Pencipta alam semesta
ini. Yakni sebuah kehidupan yang dirihdoi Allah, yang mana para pelakunya/orang
yang menjalani kehidupan tersebut senantiasa berusaha dan mencari keridhoan
Allah dan rasulNya, dengan cara melakukan setiap apa yang diperintahkan dan
meninggalkan segala apa yang dilarang oleh Allah dan rasulNya.
Maka kesimpulannya, bahwa
hakekat sebuah kehidupan rumah tangga yang sakinah adalah terletak pada
realisasi/penerapan nilai-nilai agama dalam kehidupan berumah tangga yang
bertujuan mencari ridho Allah subhanahu wata'ala. Karena memang hakekat
ketenangan jiwa (sakinah) itu adalah ketenangan yang terbimbing dengan agama
dan datang dari sisi Allah subhanahu wata'ala, sebagaimana firman Allah
(artinya):
"Dia-lah yang telah
menurunkan sakinah (ketenangan) ke dalam hati orang-orang yang beriman agar
keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada)."
(Al Fath: 4)
BIMBINGAN RASULULLAH
DALAM KEHiDUPAN BERUMAH TANGGA
Rasulullah shalallahu 'alaihi
wasallam selaku uswatun hasanah (suri tauladan yang baik) yang patut dicontoh
telah membimbing umatnya dalam hidup berumah tangga agar tercapai sebuah
kehidupan rumah tangga yang sakinah mawaddah warohmah. Bimbingan tersebut baik
secara lisan melalui sabda beliau shalallahu 'alaihi wasallam maupun secara
amaliah, yakni dengan perbuatan/contoh yang beliau shalallahu 'alaihi wasallam
lakukan. Diantaranya adalah Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam senantiasa
menghasung seorang suami dan isteri untuk saling ta'awun (tolong menolong, bahu
membahu, bantu membantu) dan bekerja sama dalam bentuk saling menasehati dan
saling mengingatkan dalam kebaikan dan ketakwaan, sebagaimana sabda beliau
shalallahu 'alaihi wasallam:
اسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ
فَإِنَّ الْمَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلَعٍ وَإِنَّ أَعْوَجَ شَيْءٍ فِي الضِّلَعِ
أَعْلَاهُ فَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيمُهُ كَسَرْتَهُ وَإِنْ تَرَكْتَهُ لَمْ يَزَلْ
أَعْوَجَ فَاسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ
"Nasehatilah
isteri-isteri kalian dengan cara yang baik, karena sesungguhnya para wanita
diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok dan yang paling bengkok dari tulang
rusuk adalah bagian atasnya (paling atas), maka jika kalian (para suami) keras
dalam meluruskannya (membimbingnya), pasti kalian akan mematahkannya. Dan jika
kalian membiarkannya (yakni tidak membimbingnya), maka tetap akan bengkok.
Nasehatilah isteri-isteri (para wanita) dengan cara yang baik."
(Muttafaqun 'alaihi. Hadits shohih, dari shahabat Abu Hurairah radhiallahu
'anhu)
Dalam hadits tersebut,
kita melihat bagaimana Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam membimbing para
suami untuk senantiasa mendidik dan menasehati isteri-isteri mereka dengan cara
yang baik, lembut dan terus-menerus atau berkesinambungan dalam menasehatinya.
Hal ini ditunjukkan dengan sabda beliau shalallahu 'alaihi wasallam:
وَإِنْ تَرَكْتَهُ لَمْ
يَزَلْ أَعْوَجَ
yakni "jika kalian
para suami tidak menasehati mereka (para isteri), maka mereka tetap dalam
keadaan bengkok," artinya tetap dalam keadaan salah dan keliru. Karena
memang wanita itu lemah dan kurang akal dan agamanya, serta mempunyai sifat
kebengkokan karena diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok sebagaimana
disebutkan dalam hadits tadi, sehingga senantiasa butuh terhadap nasehat.
Akan tetapi tidak menutup
kemungkinan juga bahkan ini dianjurkan bagi seorang isteri untuk memberikan
nasehat kepada suaminya dengan cara yang baik pula, karena nasehat sangat
dibutuhkan bagi siapa saja. Dan bagi siapa saja yang mampu hendaklah dilakukan.
Allah subhanahu wata'ala berfirman (artinya):
"Dan nasehat
menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi
kesabaran." (Al 'Ashr: 3)
Rasulullah shalallahu
'alaihi wasallam bersabda:
الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ
"Agama itu
nasehat." (HR. Muslim no. 55)
Maka sebuah rumah tangga
akan tetap kokoh dan akan meraih suatu kehidupan yang sakinah, insya Allah,
dengan adanya sikap saling menasehati dalam kebaikan dan ketakwaan.
DIANTARA TIPS/CARA MERAIH
KEHIDUPAN YANG SAKINAH
1. Berdzikir
Ketahuilah, dengan
berdzikir dan memperbanyak dzikir kepada Allah, maka seseorang akan memperoleh
ketenangan dalam hidup (sakinah). Allah subhanahu wata'ala berfirman (artinya):
"Ketahuilah, dengan
berdzikir kepada Allah, (maka) hati (jiwa) akan (menjadi) tenang." (Ar
Ra'd:28)
Baik dzikir dengan makna
khusus, yaitu dengan melafazhkan dzikir-dzikir tertentu yang telah
disyariatkan, misal:
أَسْتَغْفِرُالله ,
dan lain-lain, maupun
dzikir dengan makna umum, yaitu mengingat, sehingga mencakup/meliputi segala
jenis ibadah atau kekuatan yang dilakukan seorang hamba dalam rangka mengingat
Allah subhanahu wata'ala, seperti sholat, shoum (puasa), shodaqoh, dan
lain-lain.
2. Menuntut ilmu agama
Rasulullah shalallahu
'alaihi wasallam bersabda:
مَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي
بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ
إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةُ
"Tidaklah berkumpul
suatu kaum/kelompok disalah satu rumah dari rumah-rumah Allah (masjid), (yang
mana) mereka membaca Al Qur`an dan mengkajinya diantara mereka, kecuali akan
turun (dari sisi Allah subhanahu wata'ala) kepada mereka as sakinah
(ketenangan)." (Muttafaqun 'alaihi. Hadits shohih, dari shahabat Abu
Hurairah radhiallahu 'anhu)
Dalam hadits diatas, Rasulullah
shalallahu 'alaihi wasallam memberikan kabar gembira bagi mereka yang
mempelajari Al Qur`an (ilmu agama), baik dengan mempelajari cara membaca maupun
dengan membaca sekaligus mengaji makna serta tafsirnya, yaitu bahwasanya Allah
akan menurunkan as sakinah (ketenangan jiwa) pada mereka.
Pembaca yang budiman,
demikianlah diantara beberapa hal yang bisa dijadikan tips untuk meraih dan
membina rumah tangga yang sakinah. Wallahu a'lam. Semoga kajian ringkas ini
dapat kita terapkan dalam hidup berkeluarga sehingga Allah menjadikan keluarga
kita keluarga yang sakinah mawaddah warohmah. Amiin, Ya Rabbal alamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar